Nama : Rika Andriyanie
NPM : 49210323
Kelas : 3 DA 03
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kali ini saya akan menulis tentang sejarahnya kisah cinta Andromeda dan Perseus. Selamat membaca teman ...
Di sebuah kota di tepi laut hidup dua
perempuan yang bersahabat. Keduanya cantik. Keduanya molek. Keduanya
berambut emas berombak. Keduanya berjemari lentik. Keduanya berbibir
merekah. Keduanya berpayudara membuah. Keduanya bertungkai indah.
Keduanya berkulit cerah. Keduanya bernama Andromeda.
Andromeda dan Andromeda saling mengenal
jauh sebelum keduanya menjadi cantik dan molek, lama sebelum keduanya
berjemari lentik, berbibir merekah, berpayudara membuah, dan bertungkai
indah. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama membaca puisi di taman
kota untuk diri mereka sendiri dan orang-orang. Pada awalnya
orang-orang merasa heran dengan persahabatan keduanya karena keduanya
berasal dari dunia yang berbeda. Andromeda yang satu adalah putri
penguasa kota, Andromeda yang lain hanyalah putri kusir penguasa kota.
Seiring waktu, orang-orang tak lagi merasa heran. Sejalan masa, kedua
Andromeda semakin mirip. Yang membedakan keduanya hanyalah warna
kesukaan mereka. Andromeda putri penguasa kota menyukai viridian,
Andromeda putri kusir penguasa kota menyukai vermilion. Oleh karena itu,
orang-orang memanggil keduanya sebagai Andromeda Viridian dan Andromeda
Vermilion.
Harmoni keduanya mulai retak ketika
Andromeda Vermilion merasa orang-orang berlaku tak adil. Orang-orang
lebih mencintai Andromeda Viridian. Apakah karena dia lebih cantik daripada aku? Ah, tidak. Kami sama-sama cantik. Bahkan, aku lebih cantik. Ia becermin. Payudaraku lebih montok. Ia mengelus payudaranya. Pantatku juga lebih semok. Ia menepuk pantatnya. Atau, karena dia putri penguasa kota?
Harmoni keduanya semakin retak ketika
Andromeda Vermilion berusaha membuat orang-orang mencintai dirinya
seperti mencintai Andromeda Viridian. Kalau bisa, mereka harus lebih mencintaiku! Berbagai cara dilakukan, berbagai jalan ditempuh. Tapi, orang-orang tetap lebih mencintai Andromeda Viridian.
Harmoni keduanya benar-benar hancur
ketika Andromeda Viridian mengatakan kepada Andromeda Vermilion bahwa ia
jatuh cinta pada laki-laki dari seberang laut. Ia telah mengutus
sepasang merpati putih mengirim surat yang berisi ungkapan perasaannya
kepada laki-laki itu. Laki-laki itu adalah Perseus, putra penguasa Pulau
Pegasus. Keduanya bertemu pada jamuan makan malam yang diselenggarakan
ayah Perseus. Aku juga jatuh cinta pada Perseus. Seandainya aku mengungkapkan perasaanku kepada Perseus lebih dulu pun, aku yakin Perseus tetap lebih memilih dia.
Tujuh hari kemudian kegemparan melanda
kota. Untuk pertama kali dalam sejarah kota terjadi pembunuhan.
Korbannya adalah penguasa kota. Juru bicara istana membuat pernyataan
yang tersiar ke mana-mana: Untuk saat ini kami menyimpulkan bahwa
pelakunya adalah orang dalam. Beliau terbunuh di dalam kamar beliau.
Tidak semua orang diizinkan masuk ke kamar beliau, lebih-lebih ketika
malam. Penjagaannya pun sangat ketat. Hanya saja, kami belum dapat
memastikan pembunuh beliau. Semoga Yang Tak Pernah Tidur menerangi dan
membuka jalan untuk kita semua.
Sejak saat itu pencarian petunjuk yang
mengarah ke pembunuh penguasa kota terus dilakukan. Penjaga kamar
penguasa kota ditanyai satu per satu. Semua ahli yang dimiliki kota
dikerahkan. Ada satu ahli yang terus-menerus berjalan mengelilingi kamar
penguasa kota. Ia menyentuh segala yang ada di dalam kamar. Setiap kali
tangannya menyentuh sesuatu ia memejamkan sepasang matanya yang begitu
dalam. Ia melihat kelebat masa silam lalu merunutnya menjadi untaian
peristiwa. Ada juga ahli yang meminta izin keluarga penguasa kota untuk
melepas kornea mata penguasa kota. Izin pun diberikan meskipun dengan
berat hati. Ia membuka kain putih penutup tubuh mati penguasa kota. Di
ruangan itu hanya ada mereka berdua. Ia mendekatkan lilinnya ke sepasang
mata penguasa kota. Ia membuka kelopaknya lalu mengiris korneanya
dengan seutas rambut ekor Unicorn. Ia menerawangkan kornea ke lilin yang
menyala. Ia mencari bayangan. Kornea orang mati selalu menyimpan hal
terakhir yang dilihat empunya. Kedua ahli melihat hal yang sama:
Andromeda. Hanya saja, mereka tidak melihat warna-warni karena masa lalu
adalah hitam, kelabu, dan putih.
Tiga hari kemudian.
“Aku tidak membunuh ayahku. Aku bersumpah atas nama dewa-dewa.”
“Para penjaga mengatakan bahwa Anda adalah orang terakhir yang menemui beliau di kamar beliau malam itu,” kata.
“Tapi, bukan berarti aku
pembunuhnya,” Andromeda Viridian menggigit bibir bawahnya, “Bisa saja
penyihir menyaru menjadi aku.”
“Di kota ini tidak ada lagi
penyihir sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Mereka semua telah
ditenggelamkan atau digantung atau dibakar.”
“Di kota ini juga tidak
pernah terjadi pembunuhan. Apabila kini terjadi pembunuhan, bukankah
segalanya menjadi mungkin?” Andromeda Viridian menatap kedua mata jaksa.
Tiga hari kemudian.
“Saya tidak membunuh beliau.”
“Para penjaga mengatakan
Andromeda Viridian adalah orang terakhir yang menemui beliau di kamar
beliau malam itu. Tapi, bisa juga seseorang yang sangat mirip Andromeda
Viridian,” jaksa membiarkan kata-katanya mengambang di udara, “Dan Anda
sangat mirip Andromeda Viridian.”
“Saya tidak membunuh beliau,” katanya sambil meneteskan airmata, “Mungkin….”
“Mungkin apa?”
“Andromeda Viridian memang membunuh beliau.”
“Apa yang menjadi dasar Anda berkata demikian?”
“Karena….” Maafkan aku. Aku hanya ingin mereka mencintaiku seperti mereka mencintaimu. “Begini.
Sehari sebelum pembunuhan terjadi, Andromeda Viridian mengatakan beliau
tidak menyetujui jalinan cintanya dengan Perseus. Ia sudah berusaha
meyakinkan beliau, tapi beliau tetap teguh pada pendirian beliau.”
Setelah rehat sejenak, jaksa memanggil Andromeda Viridian.
“Benarkah beliau tidak menyetujui jalinan cinta Anda dengan Perseus?”
“Benar,” kata Andromeda Viridian mantap.
Tiga hari kemudian. Persidangan telah usai. Keputusan ada di tangan seluruh rakyat kota yang memenuhi alun-alun depan istana.
“Kalian telah mendengar
kesaksian Andromeda Viridian dan Andromeda Vermilion. Sekarang saatnya
kalian memutuskan,” jaksa selalu menikmati menjadi pusat perhatian,
lebih-lebih pada hari itu, “Siapa yang bersalah? Siapa yang akan
menerima hukuman? Andromeda Viridian atau Andromeda Vermilion?”
“Andromeda Viridian!!!” mereka serentak berseru.
Andromeda Vermilion langsung memeluk Andromeda Viridian yang tak kuasa menolak pelukan itu. Akhirnya, setelah tiga puluh tiga tahun, mereka lebih mencintaiku.
Laki-laki bertubuh tinggi besar memasang
belenggu di pergelangan tangan dan kaki Andromeda Viridian yang
rantainya menjuntai panjang menyapu lantai. Ia berdiri menatap
orang-orang yang pernah mencintainya yang menatapnya dengan penuh
kebencian. Aku bukan pembunuh. Ia melangkah menuruni tangga
marmer yang terasa dingin di telapak kakinya yang telanjang. Suara
gemerincing rantai yang terseret terus membahana sepanjang perjalanannya
menuju laut. Inikah jalan kematianku?
Andromeda Viridian dibelenggu di
sebongkah batu besar. Kedua tangannya terentang searah rantai yang
melilit batu dan tungkai indahnya menjulur ke bawah diciumi air laut. Ia
akan menjadi mangsa Draco Sang Naga Laut. Kedatangannya diawali dengan
munculnya gelembung-gelembung di tengah laut. Makhluk itu menyeruak
meliuk dari kedalaman laut. Mata merahnya seolah mengandung bara ribuan
tahun. Sirip serupa layar besar berduri mencuat di punggungnya. Sisik
violetnya berkilau tertimpa sinar matahari. Satu kali ia membuka
mulutnya yang dipenuhi geligi runcing dan melengking nyaring memecah
angkasa. Orang-orang ternganga melihatnya. Mereka merasa takut, tapi tak
beranjak dari tempat mereka berdiri. Draco mendengus lalu bergerak
membelah air mendekati Andromeda Viridian. Ketika jarak keduanya tersisa
satu lemparan tombak, datanglah Perseus terbang bersama Pegasus. Ia
menebas putus rantai belenggu Andromeda Viridian dengan pedang
bertangkai panjang lalu membawanya mengangkasa. Draco yang merasa kecewa
langsung bergerak menaga buta menuju kerumunan orang-orang yang masih
ternganga. Mereka tak kuasa mengambil langkah seribu. Mereka menjadi
korban amukan kekecewaan Draco.
Perseus terbang dengan cepat ke arah selatan, Esok harinya, ia terbang melintasi Gurun di Libya, beberapa tetes darah medusa jatuh ke pasir dan munculah sekumpulan ular berbisa di gurun itu. Perseus melanjutkan perjalanannya dan melihat sebuah patung yang dirantai pada batu karang. Setelah diamati, ternyata itu bukanlah patung melainkan seorang perempuan. Perseus mendekati perempuan itu dan bertanya kenapa dia dirantai di tengah laut.
Gadis itu pun bercerita. Dia adalah Andromeda, Putri dari Kefeus dan Kassiopia. Kassiopia pernah menyombongkan bahwa putrinya lebih cantik dari para Nereid, putri-putri Poseidon. Para Nereid mendengarnya dan melaporkan hal tersebut pada ayah mereka. Sang ayah pun marah dan mengirimkan bencana serta seekor monster laut yang bernama Ketos ke kerajaan yang dipimpin oleh Kefeus.
Ketika Kefeus berkonsultasi pada Orakel, ia diberitahu bahwa satu-satunya harapan adalah dengan mengorbankan puterinya sendiri kepada Ketos. Akhirnya Kefeus pun melakukannya, Ia merantai putrinya di sebuah batu karang dan membiarkannya agar dimakan oleh Ketos.
Selesai ia bercerita, tiba-tiba dari laut munculah seekor monster yang sangat besar. Perseus bertarung dengan monster itu.
Kefeus menggelar pesta untuk Perseus dan Andromeda. Namun pesta itu diganggu oleh Finius yang dulu dijanjikan oleh Kefeus untuk dinikahkan dengan Adromeda. Perselisihan pun terjadi antara pendukung Finius dengan pendukung Perseus.
Untuk menghentikan semua ini, Perseus pun mengeluarkan kepala Medusa. Namun dia terlebih dahulu menyuruh teman-temannya untuk menutup mata mereka sehingga Finius dan para pendukungnyalah yang menjadi batu.
Perseus dan Andromeda kemudian menikah dan memiliki anak bernama Perses. Perseus lalu pergi bersama Andromeda menuju Serifos sementara Perses ditinggal untuk mewarisi tahta dari Kefeus.
Referensi :
http://id.wikibooks.org/wiki/Mitologi_Yunani/Perseus/Perseus_dan_Andromeda
http://bramantio-fib.web.unair.ac.id/artikel_detail-60991-Cerpen-Andromeda.html
Selengkapnya...