Nama : Rika Andriyanie
Kelas : 4EB21
NPM : 2A213143
UNIVERSITAS GUNADARMA
Dalam blog ini, saya akan membahas tentang pengertian Akuntansi Manajemen, tugas, dan fungsi dari manajer akuntan.
Akuntansi Manajemen merupakan adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya adalah menyajikan laporan-laporan sebagai satu satuan usaha untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Fungsi
dan Tugas Manajemen
Fungsi dan
tugas manajemen keuangan adalah salah satu kepentingan di dalam
manajemen yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pemanfaatan sumber
daya keuangan dalam kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam
kerjasama secara terpadu dengan fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan
penelitian, produksi, pemasaran dan sumberdaya manusia.
Tugas
fungsional manajemen keuangan adalah:
- Menetapkan struktur keuangan entitas. Yaitu menetapkan kebutuhan entitas akan dana untuk sekarang (modal kerja jangka pendek) dan masa depan (keperluan investasi jangka panjang) dan menetapkan sumber dana yang dapat menutup kebutuhan-kebutuhan itu secara sehat. Di dalam prinsipnya, kebutuhan dana jangka pendek dibiayai oleh sumber jangka pendek, dan kebutuhan dana jangka panjang dibiayai dari sumber jangka panjang.
- Mengalokasikan dana sedemikian rupa agar dapat memperoleh tingkat efisiensi atau profitabilitas yang optimal.
- Mengendalikan keuangan perusahaan dengan mengadakan sistem dan prosedur yang dapat mencegah penyimpangan dan mengambil langkah perbaikan jika terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaan usaha dan memengaruhi struktur keuangan dan alokasi dana.
4. Memimpin dan menerapkan pedoman sistem akuntansi yang telah
disetujui Direktur
Keuangan dan Akuntansi yaitu mulai dari pemeriksaan bukti-bukti akuntansi,
pencatatannya, pengelompokan sampai dengan penyusunan laporan keuangan menurut
pedoman Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
5. Memimpin penyusunan laporan keuangan (Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba-Rugi Komprehensif, Laporan Mutasi Ekuitas, Laporan Laba
Ditahan, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan) dan
mengkonsolidasikan semua laporan keuangan tersebut untuk pihak manajemen serta laporan keuangan untuk
pihak luar agar laporan tersebut benar, teliti dan tepat waktu.
6. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan
tugas yang dibebankan kepada bawahannya menurut sistem dan prosedur yang
ditentukan.
7. Memeriksa dan menandatangani Laporan
Mutasi Piutang dan Laporan Mutasi Hutang, sebelum disampaikan kepada Direktur Keuangan dan Akuntansi.
8. Secara periodik, besama-sama dengan Bagian Gudang melaksanakan pemeriksaan fisik persediaan (stock Opname)
barang yang ada di gudang.
9. Memeriksa pembuatan berita acara pemeriksaan fisik persediaan yang ada di gudang sebelum disampaikan kepada Direktur Keuangan dan Akuntansi.
10. Membuat laporan-laporan manajemen dari bagiannya secara periodik.
Dukungan
Akuntansi
Untuk dapat menjalankan
fungsi dan tugasnya manajemen keuangan memerlukan dukungan akuntansi yang melakukan “pencatatan,
penggolongan dan peringkasan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang
setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya
dan dengan petunjuk yang atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap
hal-hal yang timbul daripadanya”
Keputusan-keputusan manajemen keuangan diharapkan
selalu mendukung kelancaran operasi dan strategi manajemen agar efektif dan
efisien, sekaligus menjaga kesehatan keuangan entitas, yang diukur dari aspek
profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas.
Untuk BUMN suatu ketika ditetapkan ukuran keuangan
yang sehat sekali adalah jika suatu entitas menunjukkan profitabilitas lebih
dari 12%, likuiditas lebih dari 150% dan solvabilitas lebih dari 200%. Kategori
sehat jika profitabilitas antara 8%-12%, likuditas antara 100%-150%, dan
solvabilitas antara 150%-200%. Kategori kurang sehat jika profitabilitas 5%-8%,
likuiditas antara 75%-100%, dan solvabilitas antara 100%-150%. Kategori tidak
sehat jika profitabilitas kurang dari 5%, likuiditas kurang dari 75% dan
solvabilitas kurang dari 100%.
Etika
Dalam Akuntansi Keuangan dan Manajemen
Etika
Dalam Akuntansi Keuangan Dan Manajemen serta cakupan istilah didalamnya.
Etika
dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu Bidang keuangan yang
merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung
terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat di
pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan.
Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang
menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan
dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumberdaya
yang tepat (Emery et al., 1998:3). Pinches (1996:6) menyatakan bahwa manajemen
keuangan adalah akuisisi, manajemen, dan pembiayaan terhadap
sumberdaya-sumberdaya bagi badan usaha dengan menggunakan uang dan berhubungan
dengan harga-harga di pasar ekonomi eksternal. Persamaan akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang diterima baik dalam
akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prisnsip
pengukuran yang Releven dalam akuntansi manajemen dan menggunakan system
informasi operasi yng sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang
disajikan kepada pemakainya. Sebagai auditor memiliki beberapa isilah seperti
dibawah ini antara lain :
- Competence
Auditor
harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang
cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya.
- Confidentiality
Auditor
harus Menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia, Menginformasikan
pada bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi dan
Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh.
- Integrity
Auditor
menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat, Auditor
harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan
profesionalnya.
- Obyektivitas Akuntan Manajemen (Objectivity of Management Accountant)
Auditor
tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karenadisebabkan
prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain.
- WHISTLE BLOWING
Merupakan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk
membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada
pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri
maupun pihak lain.
Whistle
bowing dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Whistle blowing internal Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya
- Whistle blowing eksternal Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
Contoh
Kasus : Kasus Mulyana W Kusuma tahun 2004. Menjabat sebagai sebagai seorang
anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit
keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Dalam kasus ini ICW
melaporkan tindakan Mulyana W Kusuma kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap
anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.
- Creative Accounting
Creative
Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan
pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd,
1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti
manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang
melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat
dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative
accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan
keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan
metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam
suatu periode ke periode yang lain). Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan
bahwa manajer dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3
buah hipotesis :
1.
Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku
dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang
dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative
accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung
dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas
bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti
ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika
sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer
akan berusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut
pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati
batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi.
2.
Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan
sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian
hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian
hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih
kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.
3.
Political Cost Hyphotesis
Sebuah
tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat
proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para
karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan
kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini
sebagai objek pajak yang akan ditagih.
Contoh
1: (Kreativitas dalam hal profitabilitas)
Perusahaan
PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus
persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karena Asumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak. Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanya memberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karena Asumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak. Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanya memberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
Contoh
2 : (Kreativitas dalam hal Profitabilias)
PT.
ABC lebih memilih Metode Depresiasi Saldo menurun dibandingkan Garis Lurus
dalam melakukan penyusutan peralatan kantornya.
Contoh
3 : (Kreativitas dalam hal mengecilkan Pajak dan Kepentingan Pemegang Saham
tetap Aman)
- Fraud (Kecurangan) Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.
- Fraud Auditing
Karakteristik
kecurangan Dilihat
dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar kecurangan bisa
dikelompokkan menjadi dua jenis :
1.
Oleh pihak perusahaan, yaitu :
A.
Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena
kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent
financial reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan
mengikuti auditing
workshop dan fraud
workshop).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
2.
Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing
yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan
pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap
prestasi pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang
merupakan sumber penyajian kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena
kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities
(ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan
manajemen (management fraud), misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan,
atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja
menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau
informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva Kecurangan jenis ini
biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang
berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang
menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang
kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap
tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
- Penggelapan terhadap penerimaan kas.
- Pencurian aktiva perusahaan.
- Mark-up harga
- Transaksi “tidak resmi”.
Jika saya menjadi
manager keuangan pada perusahaan pelayaran, maka saya akan melaksanakan tugas
dan tanggung jawab saya, diantaranya :
Tanggung Jawab Manager Accounting
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
RUTIN ATAU HARIAN :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
pengelolaan administrasi keuangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
dan mengendalikan seluruh aktivitas penerimaan dan pengeluaran perusahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
dan mengendalikan tagihan-tagihan perusahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
pembukuan terhadap seluruh kegiatan pendanaan perusahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Memeriksa
pembukuan dan keuangan yang dibuat oleh bagian keuangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengarsipkan
dokumen-dokumen, kwitansi dan surat-surat penting yang menyangkut keuangan
dengan sistem yang telah ditentukan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
penandatanganan check pengeluaran bersama Direktur.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
pengelolaan manajemen sumber daya manusia perusahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menyelenggarakan
pengelolaan ketatausahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Membuat
pengawasan terutama menyangkut pembukuan keuangan di dalam perusahaan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Membuat
perencanaan dan pelaksanaan menyangkut masalah pembukuan dan keuangan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mempersiapkan
surat-surat penagihan atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengendalikan
seluruh administrasi keuangan.
Referensi
|
Selengkapnya...