TUGAS 2 PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
Nama Kelompok :
Andri Kevin Akbar (2A213111)
Annisa Nur Rakhmasari (2A213147)
Diesca Titanayu (2A213009)
Rika Andriyanie (2A213143)
Ryan Alfa Devota (2A213142)
Dosen : Pak Mujiyana
Kelas :
1 EB 22
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan
dalam pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan menghitung
adanya pertambahan penduduk disertai adanya perubahan fundamental
(perubahan mendasar) dalam struktur ekonomi. Tujuan pembangunan ekonomi
sebagaimana tertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) untuk
kurun waktu 2001-2005 adalah tercapainya taraf hidup masyarakat dan
kesejahteraan yang berkeadilan dan berkelanjutan melalui upaya untuk
mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan
antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih
bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi
lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya
pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini
terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
- Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan
sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap
yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh,
manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi
dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap
bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi
yang adil, makmur, dan sejahtera.
- Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai
suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan
oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif
dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan
perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
- Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu
perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus
menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam
ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara
tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat
sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya
secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca,hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan
untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki
nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah
penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk
menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber
daya modal dibutuhkanmanusia untuk
mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi
ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran
pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
BAB II
PEMBAHASAN
KRITERIA PENGUKURAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Untuk
menilai keberhasilan pembangunan, ada criteria yang diperlukan untuk
mengukur atau menunjukkan tingkat keberhasilan pembangunan. Kriteria itu
harus dimulai dari tingkat pemahaman semua komponen terkait
indikator-indikator pembangunan serta pengertian penerapan kebijakan dan
hasil dari proses pelaksanaan kebijakan. Adapun kriteria nya adalah
sebagai berikut :
1.Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasionalsuatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara;
semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah :
Berikut ini adalah Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita, 2010-2013 (Rupiah)
Deskripsi
|
Tahun
| ||||
2010
|
2011
|
2012*
|
2013**
| ||
Atas Dasar Harga Berlaku
| |||||
Produk Domestik Bruto Per Kapita
|
27028695.01
|
30658976.15
|
33531354.56
|
37538517.80
| |
Produk Nasional Bruto Per Kapita
|
26269975.42
|
29762690.91
|
32540449.99
|
36376916.32
| |
Pendapatan Nasional Per Kapita
|
23974407.31
|
27487046.94
|
30674674.07
|
33379651.28
| |
Atas Dasar Harga Konstan 2000
| |||||
Produk Domestik Bruto Per Kapita
|
9703464.88
|
10184548.83
|
10671024.82
|
11448146.97
| |
Produk Nasional Bruto Per Kapita
|
9313592.04
|
9785943.80
|
10260896.29
|
10989219.26
| |
Pendapatan Nasional Per Kapita
|
8488596.72
|
9027335.72
|
9665117.07
|
10075360.49
| |
Keterangan:
| |||||
*) Angka Sementara
| |||||
**) Angka Sangat Sementara
|
2. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga
(RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama
kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun,
pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab
menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya
unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama
sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product,
GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun
oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu
Negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
- Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik)
selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing
yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang
dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap
bersifat bruto/kotor.
- Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada
di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
- Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat
dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
- Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah
penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun
ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi
dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap
ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya
keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang
dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud
untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
- Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan
PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun
dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Berikut ini adalah Pendapatan Nasional Indonesia 2010-2013 :
Jenis Pengeluaran
|
2013***
|
Jumlah
| ||||
I
|
II
|
III
|
IV
| |||
1
|
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
|
1195106.60
|
1227187.99
|
1314172.70
|
1334627.12
|
5071094.41
|
a. Makanan
|
573453.80
|
588101.59
|
625968.00
|
635103.89
|
2422627.28
| |
b. Bukan Makanan
|
621652.80
|
639086.40
|
688204.70
|
699523.23
|
2648467.13
| |
2
|
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
|
146528.44
|
191273.49
|
217307.64
|
272133.18
|
827242.76
|
a. Belanja Barang
|
46513.16
|
82506.69
|
93231.64
|
152276.94
|
374528.43
| |
b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
|
114561.39
|
128657.64
|
148126.66
|
149845.57
|
541191.27
| |
c. Penerimaan Barang dan Jasa
|
14546.11
|
19890.84
|
24050.66
|
29989.33
|
88476.95
| |
3
|
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
|
669758.96
|
705661.41
|
732368.26
|
768464.53
|
2876253.15
|
a. Bangunan
|
569721.33
|
596349.76
|
618611.62
|
650285.89
|
2434968.60
| |
b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
|
6530.18
|
6884.33
|
7292.43
|
7065.85
|
27772.77
| |
c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
|
57010.38
|
62047.07
|
65951.01
|
71161.06
|
256169.52
| |
d. Alat Angkutan Dalam Negeri
|
5581.97
|
5543.80
|
5463.96
|
5901.39
|
22491.11
| |
e. Alat Angkutan Luar Negeri
|
16962.16
|
18879.27
|
19234.43
|
16947.99
|
72023.85
| |
f. Lainnya Dalam Negeri
|
9547.85
|
10652.62
|
10077.87
|
11519.59
|
41797.93
| |
g. Lainnya Luar Negeri
|
4405.10
|
5304.57
|
5736.94
|
5582.76
|
21029.37
| |
4
|
a. Perubahan Inventori
|
73132.97
|
90040.07
|
25095.84
|
-8490.80
|
179778.08
|
b. Diskrepansi Statistik 1)
|
82177.95
|
56378.04
|
123443.78
|
48914.08
|
310913.85
| |
5
|
Ekspor Barang dan Jasa
|
502040.97
|
511648.27
|
528541.85
|
614577.51
|
2156808.60
|
a. Barang
|
452022.04
|
460976.66
|
472778.82
|
549843.73
|
1935621.24
| |
b. Jasa
|
50018.93
|
50671.61
|
55763.03
|
64733.78
|
221187.36
| |
6
|
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
|
525074.09
|
569465.57
|
581282.07
|
662296.92
|
2338118.65
|
a. Barang
|
444574.09
|
478852.77
|
490449.57
|
552838.72
|
1966715.15
| |
b. Jasa
|
80500.00
|
90612.80
|
90832.50
|
109458.20
|
371403.50
| |
7
|
PRODUK DOMESTIK BRUTO
|
2143671.80
|
2212723.70
|
2359648.00
|
2367928.70
|
9083972.20
|
8
|
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
|
-60535.29
|
-69574.99
|
73725.57
|
-77260.90
|
-281096.76
|
Atas Faktor Produksi
| ||||||
a. Pendapatan Dari Luar Negeri
|
7861.26
|
5894.02
|
4848.04
|
4625.05
|
23228.36
| |
b. Pendapatan Ke Luar Negeri
|
68396.55
|
75469.01
|
78573.61
|
81885.95
|
304325.12
| |
9
|
PRODUK NASIONAL BRUTO
|
2083136.51
|
2143148.71
|
2285922.43
|
2290667.80
|
8802875.44
|
10
|
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
|
98975.61
|
21361.26
|
76141.38
|
74633.41
|
271111.66
|
a. Pajak Tidak Langsung
|
122467.25
|
143769.34
|
152648.31
|
181757.04
|
600641.93
| |
b. Subsidi
|
23491.64
|
122408.08
|
76506.93
|
107123.63
|
329530.27
| |
11
|
Dikurangi Penyusutan
|
107183.59
|
110636.19
|
117982.40
|
118396.44
|
454198.61
|
12
|
PENDAPATAN NASIONAL
|
1876977.31
|
2011151.26
|
2091798.65
|
2097637.96
|
8077565.18
|
*** Angka sangat sangat sementara
| ||||||
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran
| ||||||
Jenis Pengeluaran
|
2012**
|
Jumlah
| ||||
I
|
II
|
III
|
IV
| |||
1
|
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
|
1072083.60
|
1097070.40
|
1152845.80
|
1174373.60
|
4496373.40
|
a. Makanan
|
508027.40
|
521845.10
|
552292.40
|
559049.80
|
2141214.70
| |
b. Bukan Makanan
|
564056.20
|
575225.30
|
600553.40
|
615323.80
|
2355158.70
| |
2
|
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
|
138166.84
|
186143.46
|
175661.04
|
233298.04
|
733269.38
|
a. Belanja Barang
|
48428.34
|
73231.95
|
74492.46
|
128297.48
|
324450.22
| |
b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
|
105925.28
|
128936.09
|
118476.81
|
132976.95
|
486315.12
| |
c. Penerimaan Barang dan Jasa
|
16186.78
|
16024.58
|
17308.23
|
27976.38
|
77495.97
| |
3
|
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
|
619865.19
|
661298.26
|
691322.13
|
716397.95
|
2688883.53
|
a. Bangunan
|
524895.54
|
554155.87
|
582263.21
|
605709.11
|
2267023.73
| |
b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
|
6404.23
|
6469.56
|
6408.18
|
6375.64
|
25657.61
| |
c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
|
54941.60
|
61873.12
|
63620.32
|
64425.19
|
244860.23
| |
d. Alat Angkutan Dalam Negeri
|
4498.80
|
4958.91
|
4906.26
|
5002.13
|
19366.10
| |
e. Alat Angkutan Luar Negeri
|
17188.37
|
20722.16
|
20103.74
|
20793.93
|
78808.20
| |
f. Lainnya Dalam Negeri
|
7528.90
|
7960.78
|
8915.02
|
9385.30
|
33790.00
| |
g. Lainnya Luar Negeri
|
4407.75
|
5157.87
|
5105.39
|
4706.65
|
19377.67
| |
4
|
a. Perubahan Inventori
|
86238.22
|
67295.30
|
21845.20
|
-5069.11
|
170309.60
|
b. Diskrepansi Statistik 1)
|
53575.53
|
80775.18
|
88444.13
|
46280.13
|
269074.96
| |
5
|
Ekspor Barang dan Jasa
|
491164.53
|
501518.40
|
492198.50
|
514372.60
|
1999254.03
|
a. Barang
|
448652.03
|
458449.80
|
449218.10
|
463467.40
|
1819787.33
| |
b. Jasa
|
42512.50
|
43068.60
|
42980.40
|
50905.20
|
179466.70
| |
6
|
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
|
488155.20
|
546353.20
|
505943.00
|
587274.10
|
2127725.50
|
a. Barang
|
412985.10
|
466204.30
|
429364.40
|
494423.20
|
1802977.00
| |
b. Jasa
|
75170.10
|
80148.90
|
76578.60
|
92850.90
|
324748.50
| |
7
|
PRODUK DOMESTIK BRUTO
|
1972938.70
|
2047747.80
|
2116373.80
|
2092379.10
|
8229439.40
|
8
|
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
|
-52847.15
|
-63990.45
|
-62870.18
|
-63485.17
|
-243192.95
|
Atas Faktor Produksi
| ||||||
a. Pendapatan Dari Luar Negeri
|
6888.11
|
7253.77
|
7574.25
|
6829.54
|
28545.67
| |
b. Pendapatan Ke Luar Negeri
|
59735.26
|
71244.23
|
70444.43
|
70314.72
|
271738.63
| |
9
|
PRODUK NASIONAL BRUTO
|
1920091.55
|
1983757.35
|
2053503.62
|
2028893.93
|
7986246.45
|
10
|
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
|
101310.99
|
8204.61
|
82247.30
|
-145326.45
|
46436.46
|
a. Pajak Tidak Langsung
|
109199.99
|
129145.94
|
130863.10
|
19570.42
|
388779.45
| |
b. Subsidi
|
7889.00
|
120941.33
|
48615.80
|
164896.87
|
342342.99
| |
11
|
Dikurangi Penyusutan
|
98646.94
|
102387.39
|
105818.69
|
104618.96
|
411471.97
|
12
|
PENDAPATAN NASIONAL
|
1720133.62
|
1873165.34
|
1865437.63
|
2069601.42
|
7528338.02
|
** Angka sangat sementara
| ||||||
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran
| ||||||
Jenis Pengeluaran
|
2011*
|
Jumlah
| ||||
I
|
II
|
III
|
IV
| |||
1
|
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
|
964390.30
|
983673.20
|
1042226.20
|
1063073.90
|
4053363.60
|
a. Makanan
|
461614.90
|
465855.00
|
494238.10
|
504457.80
|
1926165.80
| |
b. Bukan Makanan
|
502775.40
|
517818.20
|
547988.10
|
558616.10
|
2127197.80
| |
2
|
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
|
118708.62
|
149738.56
|
176424.95
|
224128.46
|
669000.58
|
a. Belanja Barang
|
39144.70
|
63674.62
|
73920.85
|
129180.66
|
305920.84
| |
b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
|
92029.77
|
101741.04
|
118927.28
|
120672.74
|
433370.83
| |
c. Penerimaan Barang dan Jasa
|
12465.85
|
15677.11
|
16423.18
|
25724.94
|
70291.09
| |
3
|
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
|
541890.10
|
571980.59
|
610433.12
|
645969.14
|
2370272.96
|
a. Bangunan
|
464447.74
|
492046.69
|
520855.29
|
545077.99
|
2022427.72
| |
b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
|
6086.92
|
6118.95
|
6147.18
|
5943.87
|
24296.92
| |
c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
|
43957.07
|
45926.00
|
52189.13
|
59213.38
|
201285.58
| |
d. Alat Angkutan Dalam Negeri
|
3874.42
|
3748.13
|
4028.01
|
3559.78
|
15210.34
| |
e. Alat Angkutan Luar Negeri
|
12611.08
|
12616.87
|
15549.68
|
19682.98
|
60460.61
| |
f. Lainnya Dalam Negeri
|
7500.56
|
7911.92
|
7751.50
|
7413.25
|
30577.24
| |
g. Lainnya Luar Negeri
|
3412.31
|
3612.03
|
3912.32
|
5077.89
|
16014.56
| |
4
|
a. Perubahan Inventori
|
33510.78
|
31533.80
|
25527.69
|
-19798.11
|
70774.16
|
b. Diskrepansi Statistik 1)
|
54654.50
|
45489.65
|
47831.84
|
3049.20
|
151025.20
| |
5
|
Ekspor Barang dan Jasa
|
442141.80
|
495041.10
|
506434.20
|
512203.90
|
1955821.00
|
a. Barang
|
407855.30
|
460667.00
|
465140.70
|
466364.80
|
1800027.80
| |
b. Jasa
|
34286.50
|
34374.10
|
41293.50
|
45839.10
|
155793.20
| |
6
|
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
|
405909.20
|
454983.60
|
479871.80
|
510305.80
|
1851070.40
|
a. Barang
|
339801.60
|
384936.40
|
405792.20
|
427934.00
|
1558464.20
| |
b. Jasa
|
66107.60
|
70047.20
|
74079.60
|
82371.80
|
292606.20
| |
7
|
PRODUK DOMESTIK BRUTO
|
1749386.90
|
1822473.30
|
1929006.20
|
1918320.70
|
7419187.10
|
8
|
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
|
-44750.17
|
-55551.22
|
-65470.02
|
-51121.29
|
-216892.69
|
Atas Faktor Produksi
| ||||||
a. Pendapatan Dari Luar Negeri
|
6724.14
|
6915.63
|
7025.97
|
6928.70
|
27594.43
| |
b. Pendapatan Ke Luar Negeri
|
51474.31
|
62466.85
|
72495.98
|
58049.99
|
244487.12
| |
9
|
PRODUK NASIONAL BRUTO
|
1704636.73
|
1766922.08
|
1863536.18
|
1867199.41
|
7202294.41
|
10
|
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
|
65861.30
|
71217.40
|
40833.09
|
1813.54
|
179725.32
|
a. Pajak Tidak Langsung
|
90615.00
|
100750.90
|
118105.35
|
143679.88
|
453151.13
| |
b. Subsidi
|
24753.70
|
29533.50
|
77272.27
|
141866.34
|
273425.81
| |
11
|
Dikurangi Penyusutan
|
87469.35
|
91123.67
|
96450.31
|
95916.04
|
370959.36
|
12
|
PENDAPATAN NASIONAL
|
1551306.09
|
1604581.02
|
1726252.79
|
1769469.84
|
6651609.73
|
*Angka sementara
| ||||||
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran
| ||||||
Jenis Pengeluaran
|
2010
|
Jumlah
| ||||
I
|
II
|
III
|
IV
| |||
1
|
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
|
865662.81
|
891163.77
|
936136.33
|
950462.12
|
3643425.03
|
a. Makanan
|
407740.09
|
423153.39
|
447143.44
|
455764.44
|
1733801.36
| |
b. Bukan Makanan
|
457922.72
|
468010.38
|
488992.89
|
494697.68
|
1909623.66
| |
2
|
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
|
100512.71
|
136124.19
|
148125.93
|
202520.04
|
587282.86
|
a. Belanja Barang
|
37807.05
|
58467.76
|
72924.56
|
112505.35
|
281704.71
| |
b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
|
71297.47
|
93104.50
|
91510.42
|
103928.48
|
359840.87
| |
c. Penerimaan Barang dan Jasa
|
8591.81
|
15448.08
|
16309.05
|
13913.79
|
54262.72
| |
3
|
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
|
468941.81
|
498150.57
|
542283.00
|
555618.72
|
2064994.10
|
a. Bangunan
|
404030.94
|
431022.89
|
462914.10
|
475763.01
|
1773730.95
| |
b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
|
5830.82
|
5875.07
|
6110.96
|
6199.03
|
24015.87
| |
c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
|
33483.77
|
35521.02
|
44099.64
|
45562.13
|
158666.55
| |
d. Alat Angkutan Dalam Negeri
|
3345.29
|
3521.63
|
3607.98
|
3724.57
|
14199.47
| |
e. Alat Angkutan Luar Negeri
|
11639.85
|
11581.77
|
14271.87
|
12893.58
|
50387.07
| |
f. Lainnya Dalam Negeri
|
6921.97
|
7124.87
|
7225.11
|
7428.97
|
28700.93
| |
g. Lainnya Luar Negeri
|
3689.18
|
3503.32
|
4053.35
|
4047.43
|
15293.27
| |
4
|
a. Perubahan Inventori
|
13201.78
|
15501.60
|
20408.94
|
-30747.90
|
18364.42
|
b. Diskrepansi Statistik 1)
|
24115.50
|
28868.27
|
16956.70
|
-45208.48
|
24731.99
| |
5
|
Ekspor Barang dan Jasa
|
363104.80
|
374567.60
|
384924.90
|
462076.50
|
1584673.80
|
a. Barang
|
333159.00
|
341149.20
|
349135.40
|
424480.30
|
1447923.90
| |
b. Jasa
|
29945.80
|
33418.40
|
35789.50
|
37596.20
|
136749.90
| |
6
|
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
|
329682.40
|
355528.30
|
378268.70
|
413140.90
|
1476620.30
|
a. Barang
|
265597.30
|
286409.00
|
304870.70
|
336184.80
|
1193061.80
| |
b. Jasa
|
64085.10
|
69119.30
|
73398.00
|
76956.10
|
283558.50
| |
7
|
PRODUK DOMESTIK BRUTO
|
1505857.00
|
1588847.70
|
1670567.10
|
1681580.10
|
6446851.90
|
8
|
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
|
-43415.83
|
-46224.40
|
-45382.73
|
-45945.93
|
-180968.89
|
Atas Faktor Produksi
| ||||||
a. Pendapatan Dari Luar Negeri
|
6470.07
|
6539.06
|
6627.10
|
6789.93
|
26426.15
| |
b. Pendapatan Ke Luar Negeri
|
49885.90
|
52763.46
|
52009.83
|
52735.86
|
207395.04
| |
9
|
PRODUK NASIONAL BRUTO
|
1462441.17
|
1542623.30
|
1625184.38
|
1635634.17
|
6265883.01
|
10
|
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
|
74234.88
|
34754.27
|
55753.85
|
60450.55
|
225193.56
|
a. Pajak Tidak Langsung
|
74234.88
|
86386.82
|
89523.12
|
136963.95
|
387108.77
| |
b. Subsidi
|
0.00
|
51632.55
|
33769.27
|
76513.40
|
161915.21
| |
11
|
Dikurangi Penyusutan
|
75292.85
|
79442.38
|
83528.36
|
84079.01
|
322342.60
|
12
|
PENDAPATAN NASIONAL
|
1312913.44
|
1428426.65
|
1485902.17
|
1491104.61
|
5718346.86
|
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran
| ||||||
3.DistribusiPendapatan
|
Distribusi pendapatan adalah
konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak
hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan
dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan
tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran
distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat
kesejahteraan.
Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau kesenjangan. Ketidakmerataandistribusi pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:
1.Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor-faktor produksi terutama stok modal antar
kelompok masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan
distribusi pendapatan yang diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki oleh upaya pelimpahan dari pendapatan
pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme
otomatis tidak dapat berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan
pemerintah dalam melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan
dantentunya mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam upaya
redistribusi pendapatan
2.Ketidaksempurnaan Mekanisme Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna.
4. Peranan Sektor Industri dan Jasa
Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi
nasional dapat ditelusuri dari kontribusi masing-masing subsektor
terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional atau terhadap produk domestik
bruto. Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor
industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor
industri memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena sektor
industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena
nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap
tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation)
dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Peranan sektor industri
dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena
sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi
pembangunan. Keunggulan-keunggulan sektor industri tersebut diantaranya
memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan
nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
Sedangkan
sektor jasa yang meliputi pertambangan, industry, pertanian, termasuk
juga sector kehutanan dan perikanan sangat mempengaruhi aktivitas
ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia pada sector
jasa, menyebabkan tenaga kerja pada sector pertanian menjadi semakin
berkurang karena beralihnya tenaga kerja sector pertanian ke sector
jasa.
5. Kesempatan Kerja
Kesempatan
kerja adalah memenfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang
dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja.
Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai kesempatan
kerja ( demand for labor ).
Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berartti semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebalik nya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau karyawan baru, perusahaan sering kali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah kriteria berkaitan dengan kondisi si pelamar tersebut. Kriteria bagi angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia kerja antaralain:
1. Kesehatan
Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berartti semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebalik nya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau karyawan baru, perusahaan sering kali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah kriteria berkaitan dengan kondisi si pelamar tersebut. Kriteria bagi angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia kerja antaralain:
1. Kesehatan
2. Pengalaman Kerja
3. Keahlian khusus
6. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas perekonomian adalah prasyarat dasar untuk
tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang
tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan. Stabilitas perekonomian
sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku
ekonomi. Stabilitas ekonomi makro dicapai ketika hubungan variabel
ekonomi makro yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara
permintaan domestik dengan keluaran nasional, neraca pembayaran,
penerimaan dan pengeluaran fiskal, serta tabungan dan investasi.
Hubungan tersebut tidak selalu harus dalam keseimbangan yang sangat
tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan neraca pembayaran misalnya tetap
sejalan dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat dibiayai secara
berkesinambungan.
Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya yang
tinggi bagi perekonomian dan masyarakat. Ketidakstabilan akan
menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga, untuk menyusun
rencana ke depan, khususnya dalam jangka lebih panjang yang dibutuhkan
bagi investasi. Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi
pertumbuhan ekonomi panjang. Adanya fluktuasi yang tinggi dalam
pertumbuhan keluaran produksi akan mengurangi tingkat keahlian tenaga
kerja yang lama menganggur. Inflasi yang tinggi dan fluktuasi yang
tinggi menimbulkan biaya yang sangat besar kepada masyarakat. Beban
terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin
yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi yang berfluktuasi tinggi
menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh perubahan
permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga
yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi
alokasi inefisiensi sumber daya.
Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi makro bagi kelancaran dan pencapaian sasaran pembangunan nasional, Pemerintah harus bertekad untuk terus menciptakan dan memantapkan stabilitas ekonomi makro. Salah satu arah kerangka ekonomi makro dalam jangka menengah adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah timbulnya fluktuasi yang berlebihan di dalam perekonomian.
Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi makro bagi kelancaran dan pencapaian sasaran pembangunan nasional, Pemerintah harus bertekad untuk terus menciptakan dan memantapkan stabilitas ekonomi makro. Salah satu arah kerangka ekonomi makro dalam jangka menengah adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah timbulnya fluktuasi yang berlebihan di dalam perekonomian.
Stabilitas ekonomi makro tidak hanya tergantung pada
pengelolaan besaran ekonomi makro semata, tetapi juga tergantung kepada
struktur pasar dan sektor-sektor. Untuk memantapkan stabilitas ekonomi
makro, kebijakan ekonomi makro, melalui kebijakan fiskal dan moneter
yang terkoordinasi baik, harus didukung oleh kebijakan reformasi
struktural, yang ditujukan untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi
pasar, antara lain pasar modal dan uang, pasar tenaga kerja serta pasar
barang dan jasa, dan sektor-sektor meliputi seperti sektor industri,
pertanian, perdagangan, keuangan dan perbankan.
BAB III
KESIMPULAN
Negara
Indonesia dalam hal pendapatan perkapita dan pendapatan nasional memang
selalu naik setiap tahunnya dikarenakan nilai investasi yang semakin
tinggi ditiap tahun, tetapi dengan kenaikan pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional ini seolah menjadi boomerang bagi negara kita. Hal
ini disebabkan karena kesempatan kerja yang masih minim dan peranan
sektor industri yang semakin canggih. Sehingga tidak terjadinya
stabilitas ekonomi. Ini dimungkinkan karena investasi dilakukan oleh
perusahaan asing dan dari pinjaman luar negeri, sehingga seluruh atau
sebagian besar aktivitas industri dikuasai asing yang mempunyai tujuan
untuk mendapatkan untuk sebesar-besarnya (padat modal bukan padat karya)
yang menyebabkan tenaga kerja di Indonesia tidak terserap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar