twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me

Sabtu, 20 November 2010

Perhitungan = Pelit


Menjengkelkan jika pasangan Anda mempunyai hobi menghitung harga barang, makanan maupun jasa yang pernah diberikan kepada Anda. Seperti contoh, “Jangan membeli baju di butik, lebih baik membeli baju di pasar saja yang harganya sesuai dompet atau saya tidak suka dinner di restoran, lebih baik dinner dipinggir jalan saja karena harganya jauh lebih murah”. Tentu Anda akan merasakan ketidaknyamanan dengan keadaan seperti ini. Dalam benak Anda akan terucap kalimat,”Huft . . . belum jadi suami saja sudah perhitungan, bagaimana nantinya?”
Sifat pasangan Anda yang perhitungan dapat Anda lihat dari beberapa hal :
1) Pasangan Anda meminta tolong Anda untuk membelikan soft drink di mini market, dia akan meminta bukti pembayarannya dan uang kembalian dari minuman tersebut kepada Anda.
2) Dalam kamusnya, tidak ada mentraktir orang lain termasuk Anda walaupun pasangan Anda telah menerima sallery.
3) Pasangan Anda merupakan debt collector yang teliti karena siapapun orang yang berhutang kepadanya, pasangan Anda akan mencatat di notenya dan berapapun nominalnya dia akan menagih kepada orang tersebut.
4) Anda sedang berbelanja di Mall dan dompet Anda tertinggal di rumah, pasangan Anda tidak akan menawarkan diri untuk meminjamkan uangnya kepada Anda.
5) Selalu menuntut balas jasa atas segala bantuannya kepada Anda. Contohnya,”Kemarin saya sudah memberikan tumpangan agar kamu tidak terlambat quiz. Sekarang, kamu harus memberikan tumpangan kepada saya agar saya tidak terlambat masuk kantor karena motor saya sedang di service”.
Sebagai pasangan yang baik, Anda harus menyadarkannya karena sifat buruk tersebut. Jangan sampai pasangan Anda dijauhi teman-temannya. Beri ia kesempatan untuk merubah sifat perhitungannya karena dapat merugikan diri sendiri. Tetapi jika pasangan Anda bersikeras untuk tetap pada pendiriannya, solusi yang tepat agar hubungan kalian harmonis adalah :
1) Kuat mental jika Anda ditanya oleh pasangan Anda secara rinci harga barang yang ia titip kepada Anda. Anda juga harus memberikan bukti pembelian kepada pasangan Anda agar pasangan Anda percaya.
2) Sebisa mungkin, Anda tidak meminjam uang atau barang kepada pasangan Anda. Jika dalam keadaan mendesak, Anda harus meyakinkan pasangan Anda mengapa Anda meminjam uang atau barang pasangan Anda dan secepatnya Anda mengembalikan uang atau barang tersebut sebelum ditagihnya.
3) Bersiap diri untuk diminta bantuan oleh pasangan Anda jika Anda meminta bantuan baik dalam bentuk materi atau jasa karena prinsipnya adalah “Setiap bantuan harus ada imbalannya”.

Tidak ada komentar: