twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me

Sabtu, 31 Desember 2011

Penyakit Lupus

Nama : Rika Andriyanie
NPM : 49210323
Kelas : 2 DA 03
UNIVERSITAS GUNADARMA

Apa kalian PERNAH mendengar nama penyakit Lupus? Penyakit ini memang jarang dikenal dibanding HIV/AIDS, DBD, kanker, atau yang lainnya. Padahal penyakit ini sangat berbahaya untuk tubuh manusia. Karena jumlah penderitanya makin meningkat, dan memengaruhi kualitas hidup seorang penderita odapus (Orang dengan Lupus)

Menurut dokter umum Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) dr Fajar Rudy Qimindra, Lupus atau yang dalam dunia kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) berasal dari bahasa latin yang berarti anjing hutan. Istilah ini mulai dikenal sejak abad ke-10. Sedang eritematosus berarti merah. Ini untuk menggambarkan ruam merah pada kulit yang menyerupai gigitan anjing hutan di sekitar hidung dan pipi. Sehingga dari sinilah istilah lupus tetap digunakan untuk penyakit Systemic Lupus Erythematosus.


Gejala awalnya sering memberikan keluhan rasa nyeri di persendian. Tak hanya itu, seluruh organ pun tubuh terasa sakit bahkan terjadi kelainan pada kulit, serta tak jarang tubuh menjadi lelah berkepanjangan dan sensitif terhadap sinar matahari.

Dikatakan Qimindra, batasan penyakit ini adalah penyakit autoimun, sistemik, kronik, yang ditandai dengan berbagai macam antibodi tubuh yang membentuk komplek imun, sehingga menimbulkan reaksi peradangan di seluruh tubuh.

“Autoimun maksudnya, tubuh penderita lupus membentuk daya tahan tubuh (antibodi) tetapi salah arah, dengan merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah dan lain-lain. Padahal antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri/virus yang masuk tubuh,” terang pria yang akrab disapa dr Qimi ini.

Sedangkan sistemik, terangnya, memiliki arti bahwa penyakit ini menyerang hampir seluruh organ tubuh. Sementara kronis, maksudnya adalah sakit lupus ini bisa berkepanjangan, kadang ada periode tenang lalu tiba-tiba kambuh lagi.

Dikatakan Qimi, penyakit lupus lebih banyak menyerang wanita usia 15 - 45 tahun dengan perbandingan mengenai perempuan antara 10 – 15 kali lebih sering dari pria.

“Artinya, penyakit ini sering mengenai wanita usia produktif tetapi jarang menyerang laki-laki dan usia lanjut,” tuturnya

Adapun penyebabnya, sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Tapi diduga adanya faktor pencetus pada lingkungan antara lain, seperti infeksi, sinar ultraviolet, pemakaian obat-obatan tertentu, alergi, stres mental dan fisik.

Jadi diperkirakan penyakit lupus timbul dari interaksi berbagai macam paparan yang terdapat di lingkungan dengan individu yang secara genetik rentan terhadap paparan tersebut.

Gejala klinis penyakit lupus ini, menurut Qimi, sangat luas dan tergantung bagian tubuh mana yang terkena. Mulai dari yang ringan berupa bintik-bintik merah di kulit dan nyeri sendi sampai yang berat karena menyerang organ tubuh yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan ginjal.

Pada awal perjalanannya, ungkap Qimi, penyakit ini ditandai dengan gejala klinis yang tak spesifik, antara lain lemah, lesu, panas, mual, nafsu makan menurun, dan berat badan turun. Gejala awal yang tidak khas ini mirip dengan beberapa penyakit yang lain.

Oleh karena gejala penyakit ini sangat luas dan tidak khas pada awalnya, maka tidak sembarangan untuk mengatakan seseorang terkena penyakit lupus.

“Akibat gejalanya mirip dengan gejala penyakit lainnya, maka lupus dijuluki sebagai penyakit peniru. Julukan lainnya adalah si penyakit seribu wajah,” sebutnya.

”Karena itulah, biasanya pasien melakukan shopping doctor (berpindah-pindah dokter) sebelum diagnosis penyakitnya dapat ditegakkan,” tambah Qimi.

Menurut American College Of Rheumatology 1997, kutip Qimi, diagnosis SLE harus memenuhi 4 dari 11 kriteria yang ditetapkan. Adapun penjelasan singkat dari 11 gejala tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Ruam kemerahan pada kedua pipi melalui hidung sehingga seperti ada bentukan kupu-kupu, istilah kedokterannya Malar Rash/Butterfly Rash.
2. Bercak kemerahan berbentuk bulat pada bagian kulit yang ditandai adanya jaringan parut yang lebih tinggi dari permukaan kulit sekitarnya.
3. Fotosensitive, yaitu timbulnya ruam pada kulit oleh karena sengatan sinar matahari
4. Luka di mulut dan lidah seperti sariawan (oral ulcers).
5. Nyeri pada sendi-sendi. Sendi berwarna kemerahan dan bengkak. Gejala ini dijumpai pada 90 % odapus.
6. Gejala pada paru-paru dan jantung berupa selaput pembungkusnya terisi cairan.
7. Gangguan pada ginjal yaitu terdapatnya protein di dalam urine.
8. Gangguan pada otak/sistem saraf mulai dari depresi, kejang, stroke, dan lain-lain.
9. Kelainan pada sistem darah di mana jumlah sel darah putih dan trombosit berkurang. Dan biasanya terjadi juga anemia
10. Tes ANA (antinuclear Antibody) positif
11. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

Ia menjelaskan, untuk pengobatan lupus, perkembangan obat-obatannya jauh lebih baik dibandingkan 2-3 dekade yang lalu. Selain obat-obatan, terapi non-obat yang dianjurkan untuk odapus adalah dengan menghindari faktor pencetus seperti paparan sinar matahari yang terlalu banyak, hindari stres mental dan fisik yang berlebihan.

“Membangun sikap mental yang positif, berolahraga, mengonsumsi nutrisi yang cukup, dan kontrol ke dokter secara reguler adalah langkah–langkah yang baik untuk tetap sehat walau lupus bersemayam dalam tubuh,” terangnya.

Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.

Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :

Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.

Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.

Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh

Seperti yang diungkapkan dalam buku kecil Care for Lupus (Syamsi Dhuha), Lupus adalah sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai Lupus Erythematosus.

Dalam istilah sederhana, seseorang dapat dikatakan menderita penyakit Lupus Erythematosus saat tubuhnya menjadi alergi pada dirinya sendiri. Lupus adalah istilah dari bahasa Latin yang berarti Serigala.

Hal ini disebabkan penderita penyakit ini pada umumnya memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi yang serupa di pipi Serigala, tetapi berwarna putih.

Jenis penyakit Lupus ini memiliki tiga macam bentuk, yang pertama yaitu Cutaneus Lupus, seringkali disebut discoid yang mempengaruhi kulit. Kedua, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh seperti kulit, persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf. Ketiga, Drug Induced Lupus(DIL), timbul karena menggunakan obat-obatan tertentu. Setelah pemakaian dihentikan, umumnya gejala akan hilang. dan biasanya odipus (orang hidup dengan lupus)akan menghindari hal-hal yang dapat membuat penyakitnya kambuh dengan :

1. Menghindari stress
2. Menjaga agar tidak langsung terkena sinar matahari
3. mengurangi beban kerja yang berlebihan
4. menghindari pemakaian obat tertentu.

Anda Terdiagnosis Penyakit Lupus ?

Harus dipastikan dulu oleh dokter ahli bahwa itu memang benar Lupus. Jadi tidak sembarangan memvonisnya. Tetapi apabila memang sudah tegak diagnosisnya, jangan bingung dan cemas. Banyak pihak yang akan membantu edukasi dan dukungan seperti dari Yayasan Lupus Indonesia (YLI), dari dokter pemerhati lupus dan tentunya dari pemerintah.

Referensi:
http://www.senyumsehat.com/lupus-penyakit-seribu-wajah.html#more-125
http://agengamat.obat-alami.net/obat-alami-penyakit-lupus/cara-alami-mengobati-penyakit-lupus.

1 komentar:

dhaiida permatasari mengatakan...

Terimakasih artiekl nya

ST3Telkom